Samsung kembali memperbarui lini seri A entry-level mereka dengan meluncurkan Samsung Galaxy A17. Sebagai penerus dari Galaxy A16, ponsel ini hadir dengan beban ekspektasi untuk mempertahankan dominasi Samsung di pasar kelas menengah ke bawah. Fokus utama Samsung pada seri ini jelas: memberikan pengalaman software jangka panjang yang biasanya hanya dimiliki oleh seri flagship.
Dibanderol dengan harga mulai dari Rp 3 jutaan, Samsung Galaxy A17 menawarkan kombinasi menarik antara layar Super AMOLED yang jernih dan jaminan pembaruan sistem operasi hingga 6 tahun. Ini adalah nilai jual yang sangat sulit ditandingi oleh kompetitor di rentang harga yang sama, menjadikan A17 investasi jangka panjang yang aman bagi pengguna yang jarang ganti HP.
Namun, di balik durabilitas software-nya, Samsung tampaknya masih bermain aman di sektor hardware. Penggunaan chipset yang tidak banyak berubah dan kecepatan pengisian daya yang stagnan menjadi catatan tersendiri. Apakah kompromi ini sepadan dengan fitur unggulannya? Mari kita bedah lebih dalam melalui review lengkap berikut ini.
Daftar Isi
- Tabel Kelebihan & Kekurangan
- Spesifikasi samsung a17
- Kelebihan samsung a17
- 1. Jaminan Update Software 6 Tahun
- 2. Layar Super AMOLED 90Hz yang Memanjakan Mata
- 3. Kamera Utama 50MP dengan OIS
- 4. Baterai 5000 mAh Awet Seharian
- 5. Desain Minimalis dan Tahan Air (IP54)
- Kekurangan samsung a17
- 1. Absennya Charger dalam Paket Penjualan
- 2. Pengisian Daya 25W Tergolong Lambat
- 3. Desain Layar Masih Waterdrop Notch
- 4. Performa Chipset Standar Saja
- Kesimpulan
Tabel Kelebihan & Kekurangan
| Kelebihan | Kekurangan |
|---|---|
| Jaminan update OS 6 tahun & security patch 6 tahun | Tidak ada kepala charger dalam paket penjualan |
| Layar Super AMOLED 6.7 inci 90Hz yang cerah | Desain layar masih waterdrop notch (Infinity-U) |
| Kamera utama 50MP dilengkapi OIS stabil | Fast charging 25W tergolong lambat di 2025 |
| Baterai 5000 mAh dengan daya tahan solid | Chipset Exynos 1330 performanya standar saja |
| Konektivitas 5G dan NFC sudah tersedia | Speaker mono (belum stereo) |
| Build quality kokoh dengan IP54 rating | Bezel dagu layar masih cukup tebal |
Spesifikasi samsung a17

| Layar | 6.7 inci Super AMOLED, 90Hz, FHD+ (1080 x 2340 piksel), 800 nits |
| Chipset | Exynos 1330 (5nm) – 5G Version / Helio G99 – 4G Version |
| RAM | 6 GB / 8 GB |
| Memori | 128 GB / 256 GB (microSD up to 1TB) |
| Baterai | 5000 mAh, 25W Fast Charging |
Kelebihan samsung a17
1. Jaminan Update Software 6 Tahun

Nilai jual utama dari Samsung Galaxy A17 bukanlah pada hardware mentahnya, melainkan pada dukungan perangkat lunaknya. Samsung menjanjikan pembaruan sistem operasi (OS) hingga 6 kali dan pembaruan keamanan selama 6 tahun. Ini berarti jika A17 diluncurkan dengan Android 15, ponsel ini akan tetap relevan dan aman hingga Android 21. Di kelas harga Rp 3 jutaan, komitmen seperti ini hampir tidak ada duanya, membuat brand lain terlihat pelit dalam hal after-sales software.
Bagi pengguna kasual yang tidak berganti ponsel setiap tahun, fitur ini adalah penghematan besar. Anda tidak perlu khawatir aplikasi perbankan atau media sosial tidak lagi didukung dalam 3-4 tahun ke depan. Antarmuka One UI yang digunakan juga semakin matang, menawarkan pengalaman pengguna yang mulus dan fitur kustomisasi yang kaya tanpa memberatkan sistem secara berlebihan.
Dukungan jangka panjang ini juga berdampak positif pada nilai jual kembali perangkat. Ponsel yang masih mendapatkan update OS terbaru cenderung memiliki harga jual second yang lebih stabil dibandingkan ponsel yang sudah “mentok” update-nya. Samsung benar-benar menetapkan standar baru untuk longevity di segmen entry-mid range melalui A17 ini.
2. Layar Super AMOLED 90Hz yang Memanjakan Mata

Samsung Galaxy A17 mempertahankan tradisi keunggulan Samsung di sektor layar dengan panel Super AMOLED 6,7 inci. Reproduksi warna yang dihasilkan sangat vivid dengan kontras rasio yang tak terbatas, ciri khas AMOLED yang membuat warna hitam terlihat pekat sempurna. Menonton konten Netflix atau YouTube di layar ini memberikan pengalaman visual yang jauh lebih imersif dibandingkan layar IPS LCD yang masih banyak digunakan kompetitor di kelas harganya.
Meskipun belum mencapai 120Hz, refresh rate 90Hz yang disematkan sudah cukup memberikan sensasi scrolling yang mulus saat menjelajah media sosial atau berpindah aplikasi. Animasi antarmuka One UI terasa lebih fluid dan responsif. Tingkat kecerahan layar juga telah ditingkatkan hingga 800 nits (HBM), sehingga keterbacaan di bawah sinar matahari langsung cukup terjaga dengan baik.
Selain kualitas visual, Samsung juga menyertakan fitur perlindungan mata “Eye Comfort Shield” yang efektif mengurangi emisi cahaya biru. Hal ini membuat penggunaan smartphone dalam durasi lama, terutama di malam hari, menjadi lebih nyaman dan tidak cepat membuat mata lelah. Bezel samping yang cukup tipis (meski dagu masih tebal) juga menambah estetika layar saat menyala.
3. Kamera Utama 50MP dengan OIS

Sektor fotografi Samsung Galaxy A17 dipimpin oleh sensor utama 50MP yang sudah dilengkapi dengan Optical Image Stabilization (OIS). Kehadiran OIS di kelas harga ini adalah fitur “mewah” yang sangat fungsional. OIS membantu meminimalisir guncangan tangan saat mengambil foto, terutama dalam kondisi minim cahaya (low light), sehingga hasil foto malam hari menjadi lebih tajam, minim noise, dan tidak mudah blur.
Untuk perekaman video, OIS bekerja sama dengan VDIS (software stabilization) untuk menghasilkan footage yang lebih stabil, ala-ala menggunakan gimbal sederhana. Ini sangat berguna bagi konten kreator pemula yang sering merekam vlog sambil berjalan. Kualitas warna foto khas Samsung yang sedikit saturated namun tetap enak dipandang (social-media ready) tetap dipertahankan di sini.
Selain kamera utama, terdapat juga lensa ultrawide 5MP yang cukup berguna untuk mengambil foto pemandangan atau foto grup, meskipun detailnya tidak setajam kamera utama. Lensa makro 2MP juga tersedia sebagai pelengkap. Secara keseluruhan, setup kamera A17 sangat bisa diandalkan untuk kebutuhan dokumentasi harian dengan kualitas di atas rata-rata kelasnya berkat bantuan OIS.
4. Baterai 5000 mAh Awet Seharian

Samsung Galaxy A17 dibekali baterai berkapasitas standar industri saat ini, yaitu 5.000 mAh. Namun, berkat optimasi software One UI yang terkenal efisien dan penggunaan chipset 5nm yang hemat daya, daya tahan baterainya tergolong impresif. Dalam penggunaan normal seperti chatting, media sosial, dan streaming musik, ponsel ini mampu bertahan hingga 1,5 hari tanpa perlu di-charge ulang.
Manajemen daya saat kondisi standby juga sangat baik, di mana persentase baterai tidak turun drastis saat ponsel ditinggal tidur semalaman. Fitur “Adaptive Battery” dari Samsung akan mempelajari pola penggunaan aplikasi Anda dan membatasi daya untuk aplikasi yang jarang digunakan, sehingga efisiensi energi semakin maksimal seiring berjalannya waktu.
Bagi para gamer kasual, baterai ini juga cukup badak. Bermain game Mobile Legends atau PUBG Mobile selama satu jam hanya menguras baterai sekitar 10-12% saja. Ketahanan ini memberikan ketenangan pikiran bagi pengguna yang memiliki mobilitas tinggi dan sering berada jauh dari colokan listrik seharian.
5. Desain Minimalis dan Tahan Air (IP54)

Samsung Galaxy A17 mengadopsi bahasa desain “Galaxy Identity” yang minimalis dan elegan, mirip dengan seri flagship S24 atau S25. Modul kamera belakang disusun secara vertikal tanpa pulau kamera yang menonjol (contour cut), memberikan tampilan yang bersih dan modern. Pilihan warna yang tersedia juga biasanya cukup fresh dan cocok untuk selera anak muda.
Salah satu keunggulan fisik yang jarang dimiliki pesaing di kelas ini adalah sertifikasi IP54. Ini berarti Galaxy A17 tahan terhadap debu dan cipratan air dari segala arah. Meskipun tidak bisa diajak berenang, fitur ini sangat berguna untuk melindungi ponsel dari kejadian tak terduga seperti kehujanan di jalan atau terkena tumpahan air minum.
Material bodi belakang memang terbuat dari polikarbonat (plastik), namun finishing matte yang diberikan membuatnya tidak terasa murah dan tidak mudah meninggalkan bekas sidik jari. Kualitas rancang bangunnya (build quality) terasa solid dan padat saat digenggam, memberikan kesan durabilitas yang meyakinkan khas produk Samsung.
Kekurangan samsung a17
1. Absennya Charger dalam Paket Penjualan

Kekurangan yang paling sering dikeluhkan dari lini Samsung modern tetap hadir di Galaxy A17: paket penjualan yang minimalis. Dalam kotak yang tipis tersebut, Anda hanya akan menemukan unit ponsel, kabel USB-C ke USB-C, dan SIM ejector. Kepala charger (adapter) tidak disertakan dan harus dibeli secara terpisah. Bagi pengguna yang beralih dari ponsel merek lain atau pengguna baru, ini adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan.
Alasan lingkungan sering didengungkan sebagai penyebabnya, namun bagi konsumen di segmen harga sensitif (budget), harus mengeluarkan uang ekstra 200-300 ribu rupiah untuk charger original 25W tentu terasa memberatkan. Hal ini membuat “harga asli” untuk memiliki ponsel ini siap pakai menjadi lebih tinggi dari harga ritel resminya.
Selain charger, casing pelindung (softcase) dan pelindung layar (screen protector) juga absen dari paket penjualan. Berbeda dengan kompetitor brand Tiongkok yang biasanya memberikan paket komplit “siap tempur” begitu kotak dibuka, pengguna A17 harus berbelanja aksesori tambahan lagi untuk melindungi perangkat barunya.
2. Pengisian Daya 25W Tergolong Lambat

Di tahun 2025, teknologi pengisian daya cepat telah berkembang pesat, dengan banyak ponsel di kelas harga 2-3 jutaan yang menawarkan 33W, 67W, bahkan lebih. Sayangnya, Samsung Galaxy A17 masih terjebak dengan teknologi 25W Fast Charging. Angka ini terasa sangat konservatif dan tertinggal dibandingkan rival-rivalnya yang bisa mengisi penuh baterai dalam waktu kurang dari satu jam.
Mengisi baterai 5000 mAh dari 0% hingga 100% dengan charger 25W membutuhkan waktu sekitar 1 jam 20 menit hingga 1 jam 30 menit. Meskipun tidak terlalu lambat untuk standar beberapa tahun lalu, untuk standar saat ini, waktu tunggu tersebut terasa cukup lama. Jika Anda lupa mengisi daya di pagi hari dan sedang terburu-buru, A17 tidak bisa memberikan lonjakan daya yang signifikan dalam waktu singkat (misal 15 menit charge).
Ketertinggalan ini sepertinya merupakan kebijakan Samsung untuk menjaga kesehatan baterai jangka panjang, namun tetap saja menjadi poin minus dalam perbandingan head-to-head spesifikasi di atas kertas. Pengguna yang memprioritaskan kecepatan charging mungkin akan melirik kompetitor lain.
3. Desain Layar Masih Waterdrop Notch

Secara estetika bagian depan, Samsung Galaxy A17 terlihat sedikit tertinggal zaman dengan masih digunakannya desain poni tetesan air atau “Infinity-U Display”. Sementara itu, hampir seluruh kompetitor di rentang harga ini sudah beralih ke desain punch-hole (lubang kamera di layar) yang terlihat jauh lebih modern, premium, dan tidak mengganggu pandangan.
Selain poni, bezel atau bingkai layar di bagian bawah (dagu) juga masih terlihat cukup tebal. Hal ini membuat rasio layar-ke-bodi menjadi kurang optimal dan mengurangi kesan full screen yang imersif. Saat disandingkan dengan ponsel merek lain sekelasnya, bagian depan A17 terlihat seperti ponsel dari tahun 2021 atau 2022.
Meskipun kualitas panel AMOLED-nya juara, desain fisik layarnya ini menjadi pengingat konstan bahwa Anda sedang menggunakan seri entry-level dari Samsung. Bagi pengguna yang mementingkan estetika modern, desain Infinity-U ini mungkin menjadi deal-breaker yang cukup mengganggu visual.
4. Performa Chipset Standar Saja

Samsung Galaxy A17 (varian 5G) ditenagai oleh chipset Exynos 1330 (5nm). Meskipun chipset ini cukup mumpuni untuk penggunaan harian dan multitasking ringan, performanya untuk gaming berat tergolong standar atau “biasa saja” jika dibandingkan dengan chipset seri Dimensity atau Snapdragon kepala 7 yang ditawarkan kompetitor di harga yang sama.
Anda masih bisa memainkan game populer seperti Mobile Legends atau PUBG Mobile dengan lancar pada setting grafis menengah. Namun, untuk game berat seperti Genshin Impact atau Honkai: Star Rail, A17 akan kesulitan untuk mempertahankan frame rate yang stabil di settingan tinggi. Ponsel ini jelas tidak diposisikan sebagai perangkat gaming performance.
Selain itu, penggunaan chipset yang sama dengan generasi sebelumnya (atau upgrade yang sangat minor) membuat pengguna A16 atau bahkan A15 5G tidak memiliki alasan kuat dari sisi performa untuk melakukan upgrade. Peningkatan performa raw power bukanlah fokus utama di seri A17 ini, yang mungkin mengecewakan bagi power user dengan budget terbatas.
Kesimpulan
Samsung Galaxy A17 mempertegas posisi Samsung sebagai pilihan “aman” dan jangka panjang di pasar entry-level. Dengan jaminan update software 6 tahun, layar AMOLED menawan, dan kamera OIS, ponsel ini sangat direkomendasikan bagi pelajar, orang tua, atau pengguna kasual yang menginginkan ponsel awet tanpa ribet. Namun, jika Anda mencari performa gaming terbaik atau kecepatan charging kilat, ada opsi lain yang lebih baik di pasaran.
FAQ
- Apakah Samsung A17 sudah 5G?
Ya, varian utama Samsung Galaxy A17 yang masuk resmi mendukung jaringan 5G. - Apakah Samsung A17 tahan air?
Ya, memiliki sertifikasi IP54 yang tahan debu dan cipratan air, tapi tidak untuk direndam. - Apakah ada slot memori eksternal?
Ya, tersedia slot microSD hybrid (harus berbagi dengan slot SIM 2) yang mendukung hingga 1TB. - Berapa skor AnTuTu Samsung A17?
Dengan Exynos 1330, skor AnTuTu v10 berkisar di angka 400.000 – 450.000 poin.
